Rabu, 14 Oktober 2015

MANTU

Ada banyak hal yang tidak bisa kita pahami di kehidupan bermasyarakat. fenomena fenomena yang kadang lucu intuk dirasa, atau bahkan merugikan dengan berkedok kebersamaan dan kerukunan. Tapi Sebelum nya penulis mohon maaf kalau tulisan ini nnati ada yang tersinggung.. ini hanya sebuah ungkapan  perasaan yang menurut aku susah untuk aku mengerti .. kenapanya
Sebut saja Tradisi dimasyarakat kita tentang Mantu .
Ya ... Mantu ada yang Bilang Seng dieman eman Metu.. ada hal yang menarik dalam tradisi ini yaitu, Nyumbang.. . entah itu diambil dari istilah mana sekarang ini istilah menyumbang menjadi suatu yang harus dalam menghadiri hajaran orang mantu ..

ada beberapa Fenomena dalam menyumbang..

  1. Seolah oleh kehadiran kita dalam acara tersebut tidak penting dan yang penting adalah sumbangannya (amplop). dengan Kus rpiah yang sekarang paling minim menyumbang untuk Orang mantu adalah berkisar Rp 25 000 , 
  2. Undangan dalam Hajatan Mantu Kadang Asal tau trus diundang.. entah itu kenal apa enggak.. bahkan ada yang kenal tapi udah lama gek ketemu pas mantu diundang juga.. ada juga yang daftar Undangan yang membuat bukan yang punya hajatan.. alhasil kenal gak kenal di undang ..
  3. Mantu sekarang menjadi Ajang Untuk mencari Modal.. etung etng dari pada Hutang di Bank.. Sebab sumbangan dari orang ada keharusan untuk mengembalikan pas yang menyumbang tersebut melakukan hajatan .. yang akhirnya seolah olah hutang pada para penyumbang..
  4. Setelah hajatan .. yang punya hajat hitung menghitung untung nya .. dengan perhitungan Modal untuk mantu .. trus hasil dari sumbangan .. klo modal sama hasil lebih besar hasil berarti menjadi Untung dan sukses dalam hajatan mantunya.. 
  5. Tradisi tradisi yang udah ada sejak jaman dulu.. yang belum bisa kita sesuaikan dengan kondisi.. 


Nah sekarang kita coba lihat dari sisi penyumbnag atau Para undangan,,
Undangan Undangan yang beterbaran Kerumah kita kadang gak terhitng jumlahnya,, enteh itu dari krabat dekat, teman, bahkan orang yang tak kita kenal pun turut meramaikan kancah per Undangan..
Lalu apa yang kebanyakan orang lakukan.. Biasanya klo gak kita kenal kita akan cari tau dulu sosok yang mengundang kita tersebu.. ada juga yang cuek gak peduli..
Apalagi klo udah musim kawin seperti bulan bulan Ini Satu hari kadang harus menghadiri 2 sampek 4 tempat bahkan ada yang lebih..
di bela belain mencari hutangan yang kita sendiri kadang belum tau kapan bisa membayarnya.. tapi demi kebersamaan gak di perhitungkan, yang penting bisa nyumbang...

ya begitulah ... Selanjtnya Silahkan telaah sendiri....

Sekedar.. nya aja..

Sabtu, 31 Januari 2015

MAKALAH FILSAFAT ILMU

BAB I
PENDAHULUAN

3.1    Latar Belakang
Berbincang mengenai filsafat baru mulai merebak di abad awal 20, namun france bacon dengan metode induksi yang ditampilkannya pada abad 19 dapat dikatakan sebagai peletak dasar filsafat ilmu khasanah bidang filsafat secara umum. Sebagian ahli filsafat berpandangan bahwa perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai mengedepan tatkala ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam hal ini, ada semacam ke khawatiran yang muncul pada kalangan ilmuan dan filsuf, termasuk juga kalanagan agamawan, bahwa kemajuan iptek dapat mengancam eksistensi umat manusia, bahkan alam dan beserta isinya.
Para filsuf terutama melihat ancaman tersebut muncul lantaran pengembangan iptek berjalan terlepas dari asumsi-asumsi dasar filosofisnya seperti landasan ontology, epistemologis dan aksiologis yang cenderung berjalan sendiri-sendiri. Untuk memahami gerak perkembangan iptek yang sedemikian itulah, maka kehadiran filsafat ilmu sebagai upaya meletakkan kembali peran dan fungsi iptek sesuai dengan tujuan semula, yakni mendasarkan diri dan concern terhadap kebahagian umat manusia, sangat di perlukan, inilah beberapa pokok bahasan utama dalam pengenalan terhadap filsafat ilmu, disamping objek dan pengertian filsafat ilmu yang kan dijelaskan terlebih dahulu
3.1    Rumusan Masalah
a.       Apakah pengertian filsafat ilmu itu?
b.      Mencakup apa sajakah ruang lingkup filsafat ilmu?
c.       Apa saja objek, kedudukan, dan implikasi filsafat ilmu?
d.      Bagaimana sejarah perkembangan filsafat ilmu serta aliran-alirannya?

3.1    Tujuan Penulisan
a.       Mengetahui apa itu filsafat ilmu
b.      Mengetahui ruang lingkup filsafat ilmu
c.       Mengetahui objek, kedudukan, dan implikasi filsafat ilmu
d.      Mengetahui sejarah perkembangan filsafat Ilmu serta aliran-alirannya





BAB II 
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Filsafat Ilmu
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat ilmu [1].
a.       Robert Ackermann: Filsafat ilmu adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan.
b.      Lewis White Beck: Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai  dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
c.       Cornelius Benjamin: filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat ilmui yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
d.      May Brodbeck: filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafat ilmui, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafat ilmuan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat ilmu pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
·       Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
·       Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
·       Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis)[2].

2.2  Ruang Lingkup Filsafat ilmu
Bidang garapan Filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen‑komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
*      Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat ilmu tentang apa dan bagai­mana (yang) “Ada” itu (being Sein, het zijn). Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, Paham dua­lisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham ontologik yang pada akhimya menentukan pendapat bahkan ke­yakinan kita masing‑masing mengenai apa dan bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.
*      Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal (Verstand), akal budi (Vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal adanya model‑model epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis, positivisme, feno­menologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagai­mana kelebihan dan kelemahan sesuatu model epistemologik be­serta tolok ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu seped teori ko­herensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.
*      Akslologi llmu meliputi nilal‑nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau ke­nyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik‑material. Lebih dari itu nilai‑nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu.
Dalam perkembangannya Filsafat ilmu juga mengarahkan pandangannya pada Strategi Pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampal pada dimensi ke­budayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau keman­faatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan
2.3  Objek Filsafat ilmu
Objek Material filsafat ilmu Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.
Menurut Dardiri (2000) bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
a.         Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada umumnya.
b.      Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).
Objek Formal filsafat ilmu yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot. Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.