Lihatlah orang-orang di
sekitar Anda. Mereka adalah manusia biasa sama seperti Anda. Mereka biasa
membaca, seperti Anda sekarang. Mereka juga bangun di pagi hari, membasuh muka,
sarapan, dan pergi bekerja atau ke sekolah. Mereka juga punya kekasih, artis
idola, mobil, rumah, dan tagihan yang harus dibayar. Mereka juga punya
saat-saat istimewa, perayaan tahun baru atau ulang tahun. Tak sedetik pun
terbayang bahwa selain mereka punya waktu ulang tahun, mereka juga punya hari
kematian.
Setiap orang akan mati. Hanya kepadaKu kamu kembali (Al Quran 19: 57)
Akal manusia tidak bisa
membayangkan ukuran dan fungsi jagat raya yang kita huni. Kira-kira terdapat
300 milyar galaksi di jagat raya. Galaksi bima sakti kita adalah salah satunya.
Di dalamnya ada 250 milyar bintang. Matahari adalah salah satunya. Dengan kata
lain, masih lebih banyak bintang di jagat raya daripada butiran pasir di
seluruh pantai di dunia, dan matahari kita hanya seperti sebutir pasir. Bumi
tempat kita berpijak tidaklah lebih luas dari sebutir pasir. Sebagai manusia,
mahluk kecil yang menghuni bumi, dia bukanlah apa-apa dibandingkan dengan
ukuran jagat raya. Namun manusia melupakan semua ini, bahkan merasa dirinya
besar. Dia hidup dengan penuh kesombongan. Dia lupa bahwa dia adalah mahluk
lemah ciptaan Allah, yang suatu hari akan mati dan harus menghitung amalnya di
hadapan Allah. Lebih jauh lagi, dia terbuai dengan urusan dunia, yang ukurannya
tidak lebih besar dari sebutir pasir bila dibandingkan dengan jagat raya.
Dan semua orang akan segera mati dan dikubur dalam lubang kecil di bumi. Sebelum
mengantarkannya pada hari akhir, Allah pasti akan menunjukkan bahwa dia itu
begitu lemah. Jika tidak mati muda, contoh ketidakberdayaan manusia di dunia
adalah ketika ia menjadi tua renta.
USIA SENJA
Kebanyakan manusia menghabiskan hidupnya dengan kesibukan. Seperti
berjalannya waktu. Hari, bulan, dan tahun berlalu begitu saja dalam sekejap. Namun
kebanyakan orang melupakan hal ini. Mereka merasa dirinya tak akan menjadi tua.
Usia muda, yang mereka pikir takkan berakhir, sesungguhnya hanya sebentar saja.
Hampir semua orang akan mengalami usia senja. Namun kebanyakan orang merasa
bahwa hari tua masih lama menjelang. Mereka mencoba menghindari kenyataan bahwa
mereka akan tua, lemah, dan tak berdaya.
Anggaplah di depan Anda ada dua orang muda yang terlihat gagah, bersih,
berkulit mulus, giginya putih. Namun ada satu yang lebih penting. Akan tetapi
50 tahun keudian tidak akan lagi tampak sisa-sisa kemudaan dan kecantikan pada
keduanya. Waktu telah menghancurkan segalanya. Itulah hukum alam
Contohnya, buah jeruk yang manis, lezat, dan segar akan menjadi busuk. Apel
akan membusuk dalam waktu singkat. Kecantikan manusia menjadi pudar. Kulit,
komponen terpenting kecantikan manusia, hilang elastisitasnya sejalan dengan
berjalannya waktu, tumbuh dan kemudian keriput. Keindahan dan kehalusan kulit
manusia muda akan keriput di usia tua. Kehilangan keindahannya, seperti lumpur
kering. Kulit manusia di usia muda masih kencang. Cubitlah kemudian lepaskan,
maka akan kembali ke keadaan sebelumnya. Namun kulit orang tua menjadi keriput.
Rambut memutih dan rontok di usia tua. Setiap bagian tubuh menjadi rusak dengan
semakin bertambahnya usia. Hidung dan telinga menjadi rusak, secara cepat.
Tidak hanya penampakannya yang menua, fungsinya juga demikian. Ketika
sel-sel tidak terbaharui lagi, manusia akan kehilangan inderanya ketika menjadi
tua. Penglihatan dan pendengarannya menjadi berkurang. Lemah dan rusaknya daya
pandang manusia adalah contoh yang sangat jelas bahwa kehidupan dunia ini maya.
Selebriti, artis, bintang film dan politisi yang gagah terlihat mengagumkan di
usia mudanya akan terlihat sangat berbbeda di usia tua. Mereka kehilangan
kekuatan dan kecantikannya.
Contohnya, olahragawan yang dikenal dengan kekuatan dan staminanya akan
menjadi lemah ketika tua. Orang-orang terkenal adalah lambang bahwa dunia ini
fana. Kulit Anda juga akan seperti mereka suatu saat. Dan ketika Anda melihat
cermin, penuaan itu terlihat sedang berjalan.
KETIDAKBERDAYAAN
MANUSIA
Meskipun masih muda, di mana
dia selalu merencanakan masa depannya, manusia bisa saja jatuh sakit dan mati. Jutaan
manusia mati di usia muda karena kanker atau penyakit mematikan lainnya. Masih
banyak virus yang tak ada obatnya yang belum ditemukan. Dan virus yang sangat
kecil itu cukup untuk mengakhiri hidup manusia.
Tak seorangpun bisa memastikan
bahwa dirinya tak akan terserang penyakit. Contohnya, jaringan otak kita bisa
rusak tanpa alasan yang jelas. Kerusakan di otak dapat berakibat fatal. Darah
tinggi dapat merusak sel-sel otak, dan orang dapat kehilangan ingatannya,
cacat, lumpuh, dan mengalami gangguan mental.
Contohnya,
Jeremy Clive, mahasiswa hukum Universitas Cambridge. Ia memiliki mempunyai
perencanaan masa depan yang bagus. Suatu hari, sayangnya, dia jatuh sakit dan
pingsan ketika bekerja di ruang profesornya. Lalu dia segera dibawa ke rumah sakit. Salah satu jaringan otaknya rusak,
dan ternyata dia telah terserang stroke akut. Tim dokter mengoperasinya. Namun
dia tidak akan sembuh total. Dan kehilangan ingatan jangka pendeknya. Karir
akademik dan cita-citanya menjadi ahli hukum menjadi sirna. Dia tidak bisa
mengingat apa yang dia dengar dan lihat setelah lima menit. Dia harus merekam
semua apa yang dia lakukan. Dia bahkan harus mendengar rekaman untuk tahu bahwa
dia sudah makan atau belum. Dari orang yang bercita-cita menjadi ahli hukum,
tiba-tiba berubah menjadi orang yang tidak berdaya yang tidak mampu mengingat
apa yang dikerjakannya 5 menit sebelumnya, sehingga membutuhkan perhatian dan
perawatan selamanya.
Atau kisah Henry de Lotbiniere, ketika berusia 21 tahun adalah mahasiswa
yang gemilang. Di umur 42, dia adalah pengusaha sukses, ayah dari dua anak. Suatu
pagi dia merasa mukanya mati rasa. Ketika dia memeriksakan ke dokter, ternyata
dia mengidap kanker di muka bagian kirinya. Kanker itu membuat mata kirinya
buta.
Toshigo Sozaki dari Jepang berbahagia menikahi wanita karir yang sukses. Suatu
hari, sayangnya, dia jatuh sakit dan salah satu bagian otaknya rusak. Akan
tetapi, wanita karir yang sukses dan penuh percaya diri tersebut suatu hari
mentalnya terganggu karena sakit. Bahkan tidak bisa lagi bertemu dengan mitra
utamanya. Sejak dia kehilangan ingatannya, karir yang selama ini dia bangun
berubah manjadi sesuatu yang tak berarti baginya.
Dalam menghadapi kenyataan ini, orang seharusnya berpikir bahwa tidak ada
artinya tergantung pada kehidupan duniawi. Seharusnya orang merasa bahwa
segala-sesuatu yang dimilikinya hanyalah titipan sementara, untuk mengujinya. Allah-lah
yang telah menciptakan manusia. Hanya Dia-lah yang mampu menjaga manusia dari
bahaya. Jika Dia mau, Allah bisa membuat manusia sakit dan rusak tubuhnya
sehingga manusia tidak berdaya karenanya. Karena dunia diciptakan Allah sebagai
tempat ujian bagi manusia. Jika dalam ujian itu manusia tetap berada pada
aturan Allah dan menunjukkan moral yang baik seperti perintahNya, di akan
mendapat kemenangan dan hidup abadi di surga.
Orang sombong yang mengharap keabadian di dunia yang fana ini takkan
mungkin bisa menghindari cobaa n,
ketidakberdayaa n, dan kesengsaraa n di akhirat. Sakit bukanlah satu-satunya hal yang
mengancam kehidupan dunia ini. Manusia bisa mati atau cacat dalam sebuah
kecelakaa n. Media massa memberitakan
bahwa ada lusinan kecelakaa n setiap
harinya. Sebelum mereka kehilangan nyawanya, mereka belum pernah membayangkan
akan adanya kematian itu. Penuh perencanaa n
masa depan, terperangkap dalam kegiatan dan kesibukan sehari-hari, lalu mati
dalam kecelakaa n.
Dan itu sangat mungkin terjadi pada orang yang membaca artikel ini, atau
kematian akan menjemputnya pada saat yang tak diinginkan. Anda juga bisa
menjadi salah satunya
Tulisan barangkali peringatan terakhir untuk Anda
untuk mengingatkan kematian dan mengajak Anda memikirkan hari akhir
Ketidakberdayaan di mana orang
biasa menjalaninya adalah bukti lain tentang alam yang bersifat sementara. Tubuh
ini perlu dibersihkan, diberi makan, dan dipelihara. Orang yang merasa dirinya
cantik atau ganteng, dan yang merasa besar, tidak enak dipandang ketika mereka
baru saja bangun tidur di pagi hari.
Sebagian orang merasa bahwa
hal ini adalah sesuatu yang “normal”. Mereka tidak berpikir mengapa mereka
diciptakan tanpa kekuatan dan tidak sempurna, sehingga perlu perhatian dan
perawatan. Jika Allah berkehendak, manusia tidak akan memperoleh kelemahan dan
ketidaksempurnaan ini. Mahluk hidup lain tidak punya kebutuhan sebanyak
kebutuhan manusia.
Bunga, misalnya, selalu
bersih, harum, dan menawan namun tidak pernah memikirkan keindahan dirinya,
walaupun dia hidup dari tanah berlumpur. Jika Allah berkehendak, manusia juga
bisa sebersih bunga sepanjang hidupnya. Atau bahkan dia tidak pernah jatuh
sakit, merasa sakit, dan menderita. Namun manusia telah diciptakan dalam
kondisi tak sempurna, lemah, dan butuh perawatan, dan dia harus mengakui
ketidakberdayaannya. Segala sesuatu di dunia ini, dicipta sebagai ujian,
sehingga semuanya akan tua, lemah, dan mati. Dalam Al-Quran surat 57, Allah
mengingatkan tentang kehidupan dunia sesungguhnya:
Ketahuilah bahwa kehidupan
dunia itu hanyalah sesuatu yang melalikan, perhiasan dan bermegah-megah antara
kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan
yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhiran
(nanti) ada Azab yang keras dan Ampunan dari Allah serta KeridaanNya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (QS 57: 20)
Karya Harun Yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar